Sabtu, 14 September 2013

Pemenuhan Mobilisasi Dan Imobilisasi



Pemenuhan Mobilisasi Dan Imobilisasi
  

disusun oleh kelompok 3:
  1. Crisma Ardhi PD              (A6.12.06)
  2. Diana Lia Puspita S          (A6.12.11)
  3.  Dika Supranata                (A6.12.13)








SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI
PRODI KEPERAWATAN SARJANA 1
TAHUN AKADEMIK  2012-2013

Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan atas anugerah, penyertaan, perlindungan, dan petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul Kebutuhan Mobilitas dan Imobilitas .
Selesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini izinkan kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Desi Natalia S.Kep.Ns selaku dosen pembimbing.
2.      Teman-teman S1 tingkat 1 yang telah memberikan kerjasama dan dukungan dalam mengerjakan makalah ini.

Penyusun menyadari masih banyak kesalahan, keterbatasan wawasan, sehingga hasilnya mungkin masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu, pendapat, pikiran, kritik, dan saran dari pemeriksa dan pembaca sangat saya harapkan demi terwujudnya kesempurnaan makalah ini.




                                                                                                Kediri, 7 maret 2013
                                                                                                Penyusun,






Daftar Isi

Daftar Isi…………………………………………………………............. i
Kata Pengantar ……………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………...............
1.2 Tujuan…………………………….……………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mobilitas....…..……………..........…………….….……………….….
   2.1.1 Pengertian Mobilitas……………..….......………………...............
   2.1.2 Jenis Mobilitas .…………….…………………………..............
   2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas………....………………….
2.2 Imobilitas............……………………………………….…………..….
   2.2.1 Pengertian Imobilitas.....................................................................
   2.2.2 Jenis Imobilitas..............................................................................
   2.2.3 Perubahan Sistem Tubuh Akibat Imobilitas..................................
2.3 Asuhan Keperawatan Pada Masalah Mobilisasi Dan Imobilisasi..........

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….
3.2 Daftar Pustaka………………………………………………………….

Bab I
PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasi secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif yaitu: dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain (Priharjo, 1997).
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan pasien. Secara psikologis mobilisasi akan memberikan kepercayaan pada pasien bahwa dia mulai merasa sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini harus diterangkan pada pasien atau keluarga yang menunggui. Pasien dan keluarga akan dapat mengetahui manfaat mobilisasi, sehingga akan berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisasi
1.2  Tujuan
1.Mengetahui pengertian dari mobilisasi
2.Mengetahui jenis-jenis mobilisasi
3.Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi
4.Mengetahui pengertian dari imobilisasi
5.Mengetahui jenis-jenis dari imobilisasi
6.Mengetahui asuhan keperawatan pada masalah mobilisasi dan imobilisasi




Bab II
Pemenuhan Mobilisasi Dan Imobilisasi


2.1 Mobilisasi
2.1.1  Pengertian
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannnya. Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995).
2.1.2 Jenis Mobilisasi
Jenis mobilisasi ada dua yaitu sebagai berikut:
1.Mobilisasi Penuh
         Bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi soal dan menjalankan peran sehari-hari.
  2.Mobilisasi Sebagian
 Bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak dengan bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnyaHal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang.Mobilisasi sebagian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu
a. Mobilitas Sebagian Temporer yaitu merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara.Hal itu dapat disebabkan oleh trauma pada muskuloskeletal,contohnya adanya dislokasi sendi dan tulang.
b. Mobilitas Sebagian Permanen yaitu merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan rusaknya sistem syaraf yang reversibel, contoh: hemiplegia akibat stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang.
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi
Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor ,diantaranya:
1. Gaya Hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
2. Proses Penyakit atau cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah.
3.Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan.contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh, memiliki kemampuan mobilitas yang kuat sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas karena adat dan budaya  tertentu dilarang untuk beraktivitas.
4. Tingkat Energi. Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas yang baik dibutuhkan energi yang cukup.
5. Usia dan Status Perkembangan. Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda.hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.
2.2 Imobilitas
2.2.1 Pengertian Imobilitas
Keadaan dimana individu tidak dapat bergerak dengan bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan(aktivitas).misalnya trauma tulang belakang ,cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya.Imobilisasi merupakan pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).

2.2.2 Jenis Imobilitas
Ada beberapa jenis imobilitas yaitu sebagai berikut
1.Imobilitas Fisik,merupakan pembatasan pergerakan secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan,contohnya pada  pasien hemiplegi,dan fraktur.
2.Imobilitas Intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
3.Imobilitas Emosional, merupakan keadaan ketika seseorang mengalamim pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri,sebagai contoh keadaan stres berat dapat disebabkan karena adanya bedah amputasi ketika seseorang mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan sesuatu yang dicintai.
4.Imobilitas Sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam berinteraksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
2.2.3 Perubahan Sistem Tubuh Akibat Imobilitas
Dampak dari imobilisasi dalam tubuh dapat mempengaruhi sistim tubuh ,seperti perubahan padaa metabolisme tubuh,ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,gangguan dalam kebutuhan nutrisi,gangguan fungsi gastrointestinal,perubahan sistim pernapasan,perubahan kardiovaskuler,perubahan sistem muskuloskeletal,perubahan kulit,perubahan eliminasi,dan perubahan perilaku.
1.      Perubahan Metabolisme
Perubahan Metabolisme imobilitas dapat mengakibatkan proses anabolisme menurun dan katabolisme meningkat.keadaan ini dapat beresiko meningkatkan gangguan metabolisme.Beberapa dampak perubahan metabolisme diantaranya adalah penurunan kecepatan metabolisme dalam tubuh ( BMR ),kekurangan energi untuk perbaikan sel,dan juga mempengaruhi gangguan oksigenasi sel.
2.Ketidakseimbangan Cairan Elektrolit
Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai dampak dari imobilisasi adalah menurunya persediaan protein men dan konsentrasi prosein serum yang berkurang,juga berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial menyebabkan udema,sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
3 Gangguan Perubahan Zat Gizi
 Terjadinya gangguan zat gizi disebabkan menurunya pemasukan  protein dan kaloridapat mengakibatkan  pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun.
4. Gangguan Fungsi Gatrointestinal
Imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna,sehingga penurunan jumlah masukan cukup dapat menyebabkan keluhan seperti perut kembung, mual, dan nyeri lambung yang dapat menyebabkan gangguan eliminasi.
5.Perubahan Sistem Pernapasan
Imobilitas dapat menyebabkan  terjadinya perubahan sistem pernapasan.akibat imobilitas,kadar hemoglobin menurun ,sehingga menyebabkan aliran oksigen dari alveoli ke jaringan menurun, sehinga mengakibatkan anemia.
6.Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan kardiovaskuler akibat imobilitas adalah hipotensi ortostatik, kemampuan syaraf otonom yang menurun. Pada posisi tetap dan lama reflek neovaskuler akan menurun menyebabkan vasokonstriksi, kemudian darah terkumpul pada vena bagian bawah sehingga darah ke sistem sirkulasi pusat terhambat, sehingga jantung akan meningkatkan kerjanya
7.Perubahan sistem Muskuloskeletal
a. Gangguan muskuler,yaitu menurunya massa otot sebagai dampak imobilisasi dapat menurunkan kekuatan otot .
b. Gangguan skeletal,misal akan  mudah terjadinya kontraktur sendi dan osteoporosis.
8.Perubahan sistem Integumen, yaitu  terjadi penurunan elastisitas kulit karena penurunan sirkulasi darah, terjadi iskemia serta nekrosis pada jaringan superficial dengan adanya luka dekubitus sebagai akibat tekanan kulit yang kuat dan sirkulasi menurun ke jaringan.
9.Perubahan Eliminasi,yaitu misalnya  penurunan jumlah urine yang mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan dan penurunan curah jantung sehingga aliran darah renal dan urine berkurang.
10.Perubahan Perilaku, yaitu timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi, depresi, perubahan siklus tidur, menurunnya koping mekanisme, penurunan motifasi belajar.terjadinya perubahan perilaku tersebut merupakan dampak dari imobilitas karena dalam proses imobilitas seseorang akan mengalami perubahan peran,konsep diri,dan juga kecemasan.
2.3 Asuhan Keperawatan Pada Masalah Mobilisasi Dan Imobilisasi
1.      Pengkajian
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilitas dan imobilitas adalah sebagai berikut:
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pengkajian riwayat pasien meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan dalam mobilitas dan imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, daerah terganggunya, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
b. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pengkajian Riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan imobilitas misal adanya riwayat penyakit sistem neurologis, riwayat penyakit sistem kardiovaskuler,riwayat penyakit pernafasan dan juga riwayat penyakit muskuloskeletal.
c. Kemampuan Fungsi Motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastis.
d. Kemampuan Mobilitas
Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak untuk posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan.
e. Kemampuan Rentang gerak
Pengkajian rentang gerak yang dilakukan pada daerah seperti bahu,siku,lengan,panggul,dan kaki.
f. Perubahan Intoleransi Aktifitas
Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan sistem pernapasan, antara lain suara napas,analisis gas darah,gerakan didnding thorak,adanya mukus,batuk yang produktif diikuti panas,dan nyeri saat respirasi.Sedangkan pengkajian berhubungan dengan sistem kardiovaskuler yaitu tanda vital,gangguan sirkulasi perifer,adanya trombus,serta erubahan tanda vital setelah melakukan aktifitas.
g. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau tidak.
h. Perubahan psikologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping.
2.Diagnosa Keperawatan
a.Gangguan mobilitas fisik akibat trauma tulang belakang ,fraktur,dan keluhan lainya.
b.Gangguan penerunan curah jantung akibat imobilitas
c.Tidak efektifnya pola napas akibat menurunya ekspansi paru
d.Gangguan pertukaran gas akibat menurunya gerakan respirasi
e.Gangguan eliminasi akibat imobilitas
f.Retensi urin akibat gangguan mobilitas fisik
g.Inkontinensia urin akibat gangguan mobilitas fisik
h.Gangguan Interaksi sosial akibat imobilitas
i.Gangguan konsep diri akibat imobilitas
3.Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatn ini dilakukan untuk tujuan sebaagai berikut:
a.Meningkatkan kekuatan,dan ketahanan otot,dan fleksibilitas sendi
b.meningkatkan fungsi kardiovaskuler
c.meningkatkan fungsi respirasi
d.Meningkatkan fungsi gastrointestinal
e.meningkatkan fungsi sistem perkemihan
f.Memperbaiki gangguan psikologis
4.Pelaksanaan tindakan keperawatan
Tindakan keperawatn yang dapat dilakukan adalah pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien serta melakukan latihan ROM pasif dan aktif.
5.Evaluasi keperawatan
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperwatan untuk mengatasi gangguan mobilitas adalah sebagai berikut:
a.Peningkatan fungsi sistem tubuh
b.Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot
c.Peningkatan fleksibelitas sendi
d.Peningkatan fungsi motorik,perasaan nyaman pada pasien,dan ekspresi pasien menunjukan keceriaan.





Bab III
PENUTUP

A.Kesimpulan
      Mobilisasi dan imobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannnya. Jenis mobilitas ada dua yaitu sebagai berikut mobilitas penuh dan mobilitas sebagian
Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor ,diantaranya adalah gaya hidup,proses penyakit atau cedera, kebudayaan,tingkat energi,usia dan status perkembangan.
Imobilitas adalah keadaan dimana individu tidak dapat bergerak dengan bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan(aktivitas).misalnya trauma tulang belakang ,cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya. Ada beberapa jenis imobilitas yaitu imobilitas fisik,imobilitas intelektual, imobilitas emosional, dan imobilitas sosial.
Adanya imobilisasi dalam tubuh dapat mempengaruhi sistim tubuh , seperti perubahan padaa metabolisme tubuh , ketidakseimbangan cairan dan elektrolit , gangguan dalam kebutuhan nutrisi,gangguan fungsi gastrointestinal,perubahan sistim pernapasan , perubahan kardiovaskuler , perubahan sistem muskuloskeletal , perubahan kulit , perubahan eliminasi , dan perubahan perilaku.



                                                                              dhintea :)


1 komentar: