Pemenuhan
Mobilisasi Dan Imobilisasi
disusun oleh kelompok 3:
- Crisma Ardhi PD (A6.12.06)
- Diana Lia Puspita S (A6.12.11)
- Dika Supranata (A6.12.13)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI
PRODI KEPERAWATAN SARJANA 1
TAHUN AKADEMIK
2012-2013
Kata Pengantar
Puji syukur kepada
Tuhan atas anugerah, penyertaan, perlindungan, dan petunjuk-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul Kebutuhan
Mobilitas dan Imobilitas .
Selesainya makalah
ini tidak lepas dari dukungan dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini izinkan kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Desi Natalia
S.Kep.Ns selaku dosen pembimbing.
2.
Teman-teman S1 tingkat 1 yang
telah memberikan kerjasama dan dukungan dalam mengerjakan makalah ini.
Penyusun menyadari masih banyak kesalahan, keterbatasan
wawasan, sehingga hasilnya mungkin masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu,
pendapat, pikiran, kritik, dan saran dari pemeriksa dan pembaca sangat saya harapkan
demi terwujudnya kesempurnaan makalah ini.
Kediri,
7 maret 2013
Penyusun,
Daftar Isi
Daftar Isi………………………………………………………….............
i
Kata Pengantar
……………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………...............
1.2 Tujuan…………………………….……………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mobilitas....…..……………..........…………….….……………….….
2.1.1 Pengertian Mobilitas……………..….......………………...............
2.1.2 Jenis
Mobilitas ….…………….…………………………..............
2.1.3
Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas………....………………….
2.2 Imobilitas............……………………………………….…………..….
2.2.1
Pengertian Imobilitas.....................................................................
2.2.2 Jenis
Imobilitas..............................................................................
2.2.3 Perubahan
Sistem Tubuh Akibat Imobilitas..................................
2.3 Asuhan Keperawatan Pada Masalah Mobilisasi Dan
Imobilisasi..........
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….
3.2 Daftar Pustaka………………………………………………………….
Bab
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang
untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup
sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan
imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota
badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah
satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang
seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
Mobilisasi secara garis besar dibagi
menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan mobilisasi secara aktif.
Mobilisasi secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan
tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan.
Mobilisasi aktif yaitu: dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara
mandiri tanpa bantuan dari orang lain (Priharjo, 1997).
Mobilisasi secara tahap demi tahap
sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan pasien. Secara psikologis
mobilisasi akan memberikan kepercayaan pada pasien bahwa dia mulai merasa
sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini harus diterangkan pada pasien atau
keluarga yang menunggui. Pasien dan keluarga akan dapat mengetahui manfaat
mobilisasi, sehingga akan berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisasi
1.2 Tujuan
1.Mengetahui
pengertian dari mobilisasi
2.Mengetahui
jenis-jenis mobilisasi
3.Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi
4.Mengetahui
pengertian dari imobilisasi
5.Mengetahui
jenis-jenis dari imobilisasi
6.Mengetahui
asuhan keperawatan pada masalah mobilisasi dan imobilisasi
Bab
II
Pemenuhan
Mobilisasi Dan Imobilisasi
2.1
Mobilisasi
2.1.1 Pengertian
Merupakan
kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannnya.
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur,
mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian
(Barbara Kozier, 1995).
2.1.2 Jenis Mobilisasi
Jenis mobilisasi ada
dua yaitu sebagai berikut:
1.Mobilisasi
Penuh
Bergerak secara penuh dan bebas
sehingga dapat melakukan interaksi soal dan menjalankan peran sehari-hari.
2.Mobilisasi Sebagian
Bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu
bergerak dengan bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan
sensorik pada area tubuhnyaHal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah
tulang.Mobilisasi sebagian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu
a.
Mobilitas
Sebagian Temporer yaitu merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya sementara.Hal itu dapat disebabkan oleh trauma pada
muskuloskeletal,contohnya adanya dislokasi sendi dan tulang.
b.
Mobilitas
Sebagian Permanen yaitu merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan rusaknya sistem syaraf
yang reversibel, contoh: hemiplegia akibat stroke, paraplegi karena cedera
tulang belakang.
2.1.3 Faktor yang
Mempengaruhi Mobilisasi
Mobilitas seseorang
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor ,diantaranya:
1.
Gaya Hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas
seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
2.
Proses Penyakit atau cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan
mobilitas karena dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang
yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam
ekstremitas bagian bawah.
3.Kebudayaan.
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan.contoh, orang
yang memiliki budaya sering berjalan jauh, memiliki kemampuan mobilitas yang
kuat sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas karena adat dan
budaya tertentu dilarang untuk
beraktivitas.
4.
Tingkat Energi. Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang
dapat melakukan mobilitas yang baik dibutuhkan energi yang cukup.
5.
Usia dan Status Perkembangan. Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada
tingkat usia yang berbeda.hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi
alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.
2.2
Imobilitas
2.2.1 Pengertian Imobilitas
Keadaan dimana individu tidak dapat bergerak dengan
bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan(aktivitas).misalnya trauma
tulang belakang ,cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan
sebagainya.Imobilisasi merupakan pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari
anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini
salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi
berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
2.2.2 Jenis Imobilitas
Ada beberapa jenis
imobilitas yaitu sebagai berikut
1.Imobilitas
Fisik,merupakan pembatasan pergerakan secara fisik dengan tujuan mencegah
terjadinya gangguan komplikasi pergerakan,contohnya pada pasien hemiplegi,dan fraktur.
2.Imobilitas
Intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya
pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
3.Imobilitas
Emosional, merupakan keadaan ketika seseorang mengalamim pembatasan secara
emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri,sebagai
contoh keadaan stres berat dapat disebabkan karena adanya bedah amputasi ketika
seseorang mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan sesuatu
yang dicintai.
4.Imobilitas Sosial, keadaan
individu yang mengalami hambatan dalam berinteraksi sosial karena keadaan
penyakitnya sehingga mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
2.2.3 Perubahan Sistem
Tubuh Akibat Imobilitas
Dampak
dari imobilisasi dalam tubuh dapat mempengaruhi sistim tubuh ,seperti perubahan
padaa metabolisme tubuh,ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,gangguan dalam
kebutuhan nutrisi,gangguan fungsi gastrointestinal,perubahan sistim
pernapasan,perubahan kardiovaskuler,perubahan sistem muskuloskeletal,perubahan
kulit,perubahan eliminasi,dan perubahan perilaku.
1. Perubahan
Metabolisme
Perubahan
Metabolisme imobilitas dapat mengakibatkan proses anabolisme menurun dan
katabolisme meningkat.keadaan ini dapat beresiko meningkatkan gangguan
metabolisme.Beberapa dampak perubahan metabolisme diantaranya adalah penurunan
kecepatan metabolisme dalam tubuh ( BMR ),kekurangan energi untuk perbaikan sel,dan
juga mempengaruhi gangguan oksigenasi sel.
2.Ketidakseimbangan
Cairan Elektrolit
Terjadinya
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai dampak dari imobilisasi adalah
menurunya persediaan protein men dan konsentrasi prosein serum yang berkurang,juga
berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial menyebabkan
udema,sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
3
Gangguan Perubahan Zat Gizi
Terjadinya gangguan zat gizi disebabkan menurunya
pemasukan protein dan kaloridapat
mengakibatkan pengubahan zat-zat makanan
pada tingkat sel menurun.
4.
Gangguan
Fungsi Gatrointestinal
Imobilitas
dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna,sehingga penurunan jumlah masukan
cukup dapat menyebabkan keluhan seperti perut kembung, mual, dan nyeri lambung
yang dapat menyebabkan gangguan eliminasi.
5.Perubahan
Sistem Pernapasan
Imobilitas
dapat menyebabkan terjadinya perubahan
sistem pernapasan.akibat imobilitas,kadar hemoglobin menurun ,sehingga
menyebabkan aliran oksigen dari alveoli ke jaringan menurun, sehinga
mengakibatkan anemia.
6.Perubahan
Kardiovaskuler
Perubahan
kardiovaskuler akibat imobilitas adalah hipotensi ortostatik, kemampuan syaraf
otonom yang menurun. Pada posisi tetap dan lama reflek neovaskuler akan menurun
menyebabkan vasokonstriksi, kemudian darah terkumpul pada vena bagian bawah
sehingga darah ke sistem sirkulasi pusat terhambat, sehingga jantung akan
meningkatkan kerjanya
7.Perubahan sistem
Muskuloskeletal
a.
Gangguan muskuler,yaitu menurunya massa otot sebagai dampak imobilisasi dapat
menurunkan kekuatan otot .
b. Gangguan skeletal,misal
akan mudah terjadinya kontraktur sendi
dan osteoporosis.
8.Perubahan
sistem Integumen, yaitu terjadi penurunan
elastisitas kulit karena penurunan sirkulasi darah, terjadi iskemia serta
nekrosis pada jaringan superficial dengan adanya luka dekubitus sebagai akibat
tekanan kulit yang kuat dan sirkulasi menurun ke jaringan.
9.Perubahan
Eliminasi,yaitu misalnya penurunan
jumlah urine yang mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan dan penurunan curah
jantung sehingga aliran darah renal dan urine berkurang.
10.Perubahan
Perilaku, yaitu timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi,
depresi, perubahan siklus tidur, menurunnya koping mekanisme, penurunan
motifasi belajar.terjadinya perubahan perilaku tersebut merupakan dampak dari
imobilitas karena dalam proses imobilitas seseorang akan mengalami perubahan peran,konsep
diri,dan juga kecemasan.
2.3
Asuhan Keperawatan Pada Masalah Mobilisasi Dan Imobilisasi
1. Pengkajian
Pengkajian pada masalah pemenuhan
kebutuhan mobilitas dan imobilitas adalah sebagai berikut:
a. Riwayat Keperawatan
Sekarang
Pengkajian
riwayat pasien meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan dalam
mobilitas dan imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan,
tingkat mobilitas dan imobilitas, daerah terganggunya, dan lama terjadinya
gangguan mobilitas.
b. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pengkajian
Riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan imobilitas misal
adanya riwayat penyakit sistem neurologis, riwayat penyakit sistem
kardiovaskuler,riwayat penyakit pernafasan dan juga riwayat penyakit
muskuloskeletal.
c. Kemampuan Fungsi
Motorik
Pengkajian
fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri
untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastis.
d. Kemampuan Mobilitas
Pengkajian
kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak untuk
posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan.
e. Kemampuan Rentang
gerak
Pengkajian
rentang gerak yang dilakukan pada daerah seperti bahu,siku,lengan,panggul,dan
kaki.
f. Perubahan
Intoleransi Aktifitas
Pengkajian
intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan sistem pernapasan, antara lain suara
napas,analisis gas darah,gerakan didnding thorak,adanya mukus,batuk yang
produktif diikuti panas,dan nyeri saat respirasi.Sedangkan pengkajian
berhubungan dengan sistem kardiovaskuler yaitu tanda vital,gangguan sirkulasi
perifer,adanya trombus,serta erubahan tanda vital setelah melakukan aktifitas.
g. Kekuatan
otot dan gangguan koordinasi
Dalam
mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau tidak.
h. Perubahan psikologis
Pengkajian
perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan
imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam
mekanisme koping.
2.Diagnosa Keperawatan
a.Gangguan mobilitas fisik akibat
trauma tulang belakang ,fraktur,dan keluhan lainya.
b.Gangguan penerunan curah jantung
akibat imobilitas
c.Tidak efektifnya pola napas akibat
menurunya ekspansi paru
d.Gangguan pertukaran gas akibat
menurunya gerakan respirasi
e.Gangguan eliminasi akibat
imobilitas
f.Retensi urin akibat gangguan
mobilitas fisik
g.Inkontinensia urin akibat gangguan
mobilitas fisik
h.Gangguan Interaksi sosial akibat
imobilitas
i.Gangguan konsep diri akibat
imobilitas
3.Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatn ini dilakukan
untuk tujuan sebaagai berikut:
a.Meningkatkan kekuatan,dan
ketahanan otot,dan fleksibilitas sendi
b.meningkatkan fungsi kardiovaskuler
c.meningkatkan fungsi respirasi
d.Meningkatkan fungsi
gastrointestinal
e.meningkatkan fungsi sistem
perkemihan
f.Memperbaiki gangguan psikologis
4.Pelaksanaan tindakan keperawatan
Tindakan
keperawatn yang dapat dilakukan adalah pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan
pasien serta melakukan latihan ROM pasif dan aktif.
5.Evaluasi keperawatan
Evaluasi
yang diharapkan dari hasil tindakan keperwatan untuk mengatasi gangguan
mobilitas adalah sebagai berikut:
a.Peningkatan fungsi sistem tubuh
b.Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot
c.Peningkatan fleksibelitas sendi
d.Peningkatan
fungsi motorik,perasaan nyaman pada pasien,dan ekspresi pasien menunjukan
keceriaan.
Bab III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Mobilisasi dan imobilisasi merupakan
kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannnya. Jenis
mobilitas ada dua yaitu sebagai berikut mobilitas penuh dan mobilitas sebagian
Mobilitas
seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor ,diantaranya adalah gaya
hidup,proses penyakit atau cedera, kebudayaan,tingkat energi,usia dan status
perkembangan.
Imobilitas
adalah keadaan dimana individu tidak dapat bergerak dengan bebas karena kondisi
yang mengganggu pergerakan(aktivitas).misalnya trauma tulang belakang ,cedera
otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya. Ada beberapa jenis
imobilitas yaitu imobilitas fisik,imobilitas intelektual, imobilitas emosional,
dan imobilitas sosial.
Adanya
imobilisasi dalam tubuh dapat mempengaruhi sistim tubuh , seperti perubahan
padaa metabolisme tubuh , ketidakseimbangan cairan dan elektrolit , gangguan
dalam kebutuhan nutrisi,gangguan fungsi gastrointestinal,perubahan sistim
pernapasan , perubahan kardiovaskuler , perubahan sistem muskuloskeletal , perubahan
kulit , perubahan eliminasi , dan perubahan perilaku.
dhintea :)
thanks
BalasHapussemoga bermanfaat